Income

Anda pernah mendengar cerita tentang sekertaris pengganti yang cerdik?
Pada suatau massa konon, di Indonesia tercinta ini, ada seorang “Boss Besar Nan Pelit”, dari perusahaan super besar. Dia membutuhkan pengganti sementara sekertarisnya yang akan cuti 3 bulan karena akan melahirkan.
Setelah memilah dan memilih dari belasan calon, akhirnya sang boss itu menjatuhkan pilihan pada seorang ingusan yang baru lulus dari akademi sekertaris ternama. Sekertaris ingusan itu hanya meminta gaji Rp 1.000,- per hari dengan catatan tertentu.
Sebagai ingusan di dunia kerja, dia menyadari bahwa dia belum punya pengalaman apapun, maka dia mau bekerja sambil belajar.
“Saya belum berpengalaman pak”, kata calon sekertaris itu ketika diwawancarai.
“Bapak gaji saya Rp 1.000,- saja pada hari pertama karena saya belum tahu apa-apa. Saya hanya lulusan akademi sekertaris yang masih harus banyak belajar, pak”
Sang boss, hanya menganguk-angguk dan sang calon sekertaris itu itu melanjutkan
“Tetapi, karena saya lulusan terbaik diangkatan saya, saya insyaAlloh bias cepat belajar. Karena itu, mohon agar gaji saya bias naik 100% per 3 hari”.
Karena Bos Besar Nan Pelit itu sedang sibuk, maunya serba cepat, sang boss setuju dengan syarat itu
“Ah hanya Rp 1.000,- ini”, gumamnya.
“Apalah artinya Rp 1.000,- untuk konglomerat semacamku?”, begitulah fikirnya dan dengan tidak kalah cerdik sang Boss menambahkan
“OK, tapi naiknya bukan per 3 hari, melainkan per 3 hari kerja, system ikatan bukan sebagai pegawai tetap, melainkan karyawan kontrak, tidak ada jamsostek, tidak ada tunjangan kesehatan, tidak ada uang pesangon atau uang apapun stelah kontrak kerja selesai. Selain itu karena gajimu akan menyulitkan bagian keuangan, total gajimu selama 3 bulan akan dibayar sekaligus pada hari kerja terakhir”. (Memang betul-betul pelit dan licik si boss ini!).
“Terimakasih sekali pak, saya bersedia bekerja sambil belajar”, demikian si ingusan menjawab.
Setelah surat perjanjian kontrak kerja selama 3 bulan ditanda tangani, mulailah si ingusan itu bekerja, dengan upah Rp 1.000,- pada hari pertama.
Pada hari ke 4, gajinya naik menjadi Rp 2.000,-, lalu pada hari kerja ke 7 gajinya menjadi Rp 4.000,-. Begitulah seterusnya hingga bulan ke 3 pun tiba dan saatnya bagian personalia menyodorkan data pembayaran gaji yang harus dibayarkan sang boss kepada si ingusan ini.
Inilah rincian gaji si ingusan tersebut:
Total hari kerja semala 3 bulan = 60 hari, tidak ada yang alpha tidak pernah mbolos kerja. Gaji hari pertama = Rp 1.000,-, gaji berikutnya naik 100% per hari kerja. Perhitungan total gaji sebagai berikut:

HARI KERJA GAJI
Gaji hari ke 1-3 3 x Rp 1.000,-
Gaji hari ke 4-6 3 x Rp 2.000,-
Gaji hari ke 7-9 3 x Rp 4.000,-
Gaji hari ke 10-12 3 x Rp 8.000,-
Gaji hari ke 13-15 3 x Rp 16.000,-
Gaji hari ke 16-18 3 x Rp 32.000,-
Gaji hari ke 19-21 3 x Rp 64.000,-
Gaji hari ke 22-24 3 x Rp 128.000,-
Gaji hari ke 25-27 3 x Rp 256.000,-
Gaji hari ke 28-30 3 x Rp 512.000,-
Gaji hari ke 31-33 3 x Rp 1.024.000,-
Gaji hari ke 34-36 3 x Rp 2.048.000,-
Gaji hari ke 37-39 3 x Rp 4.096.000,-
Gaji hari ke 40-42 3 x Rp 8.192.000,-
Gaji hari ke 43-45 3 x Rp 16.384.000,-
Gaji hari ke 46-48 3 x Rp 32.768.000,-
Gaji hari ke 49-51 3 x Rp 65.536.000,-
Gaji hari ke 52-54 3 x Rp 131.072.000,-
Gaji hari ke 55-57 3 x Rp 262.144.000,-
Gaji hari ke 58-60 3 x Rp 524.288.000,-
Total ………………………


Total gaji = Rp …….belum sempat membaca total gaji yang harus dia bayar, sang boss jatuh pingsan terkena serangan jantung. ??!

Oleh sebab itu sebaiknya pembaca tidak meremehkan deret kali, carilah penghasilan tambahan yang memiliki system deret kali. Dan sejauh pengetahuan saya selama ini adalah MLM (Multilevel Marketing). Itulah sebabnya saya juga mempelajari secara serius dan mempraktekkan bisnis MLM ini. Memang tidak semua perusahaan yang berlabel MLM itu baik, saya sendiri sudah belajar banyak dari puluhan model MLM baik yang berskala lokal, nasional maupun internasional. Diantaranya ada yang tertipu total, ada yang cuma mendaftar saja, ada yang memanfaatkan produknya saja, ada yang dapat bonus kecil, ada yang dapat bonus lumayan, ada yang dapat bonus sangat bagus. Oleh sebab itu, kita perlu banyak belajar dari siapapun, sebanyak-banyaknya agar mampu memilih MLM yang baik. Sebaiknya anda “Memilih” untuk join di MLM, bukan karena hal yang lain. Memang seringkali belajar itu ada ongkosnya. Saya sendiri belajar, mempraktekkan dan berulangkali pula gagal, saya anggap sebagai “Ongkos belajar”. Semoga anda (pembaca) tidak seperti saya, mengeluarkan “ongkos belajar” terlalu besar.

Cerita ini dicuplik dari buku “Kunci Emas” karangan L.Y. Wiranaga, dengan penyesuaian sedikit.

Baca beberapa artikel yang lain misalnya:
1. Menggugat MLM (sudah di gelar diberbagai kampus seperti UNDIP, ITB, UNESA dll)
2. Problema MLM
3. Network Marketing Sebuah Peluang
4. Masih banyak lagi yang lainnya (Puluhan hingga ratusan Artikel).

Disamping ngajar di beberapa Perguruan Tinggi di Bandung, menulis lepas di berbagai media, juri dibidang musik baik regional maupun nasional, dan sesekali memberikan seminar baik nasional maupun di luar negeri. Siaran radio Mara dan Mustika dibidang seni budaya dan pendidikan. Pendiri dan aktifis MP2I (Masyarakat Peduli Pendidikan Indonesia). Saya juga bisnis dibidang konveksi, telekomunikasi, anggrek dan juga masih aktif mempelajari baik secara teoritis maupun praktek di berbagai MLM. Silahkan kontak dengan saya, untuk sharing informasi, pengalaman, baik dibidang pendidikan, seni budaya, agama, ataupun bisnis dengan alamat dibawah ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar